Cerita Rakyat Sumatera Utara: Asal Usul Danau Toba

Cerita Rakyat Sumatera Utara: Asal Usul Danau Toba

Danau Toba merupakan salah satu tempat wisata yang menarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri. Terlebih, danau Toba kini masuk dalam lima destinasi super prioritas yang membuatnya semakin menarik untuk dikunjungi. Danau toba ini juga banyak di cari di beberapa mesin pencari salah satunya yaitu mesin pencari yandex.

Pada bagian tengah danau Toba memiliki sebuah pulau yang bernama Samosir. Pulau ini memiliki dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis.

Danau ini terletak di Parapat Sumatera Utara. danau Toba yang memiliki luasan 1.145 kilometer ini, menyajikan pemandangan indah yang menarik perhatian kita untuk daang dan mengunjunginya.

Faktanya danau Toba yang berada di Sumatera Utara merupakan danau terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

Namun dibalik indahnya destinasi wisata dari danau terbesar di Asia Tenggara tersebut, ternyata memiliki sebuah cerita rakyat yang menarik. Cerita ini diyakini sebagai asal usul danau Toba. Awal mula cerita ini mengkisahkan seorang petani muda yang bernama Toba. 

Toba adalah seorang petani yang memiliki hobi memancing. Ia mampu menghabiskan banyak waktu untuk memancing ikan yang akan dijualnya ke pasar. 

Pada suatu hari diceritakan Toba pergi memancing ikan. Tidak lama setelah ia menjatuhkan umpan, ia pun mendapatkan sebuah ikan mas yang memiliki ukuran lumayan besar. Toba pada saat itu merasa sangat senang dan memutuskan segera pulang ke rumah.

Setelah di rumah, Toba berpikir untuk memotong ikan tersebut dan dijadikan lauk santapannya. Namun alangkah terkejutnya Toba ketika melihat ikan mas tersebut berubah menjadi sosok perempuan yang sangat cantik. 

Perempuan tersebut menjelaskan kalau dia merupakan putri yang dikutuk, dan putri itu mengucapkan terimakasih karena sudah membebaskan kutukan tersebut. 

Sebagai gantinya putri tersebut bersedia untuk dijadikan istri, dengan satu pantangan, jangan pernah memberitahu asal usul putri tersebut kepada orang. Toba yang kala itu masih terheran, tanpa pikir menyetujui persyaratan tersebut.

Lalu pernikahan mereka dikaruniai seorang putra yang bernama Samosir. Anak itu tumbuh dengan aktif dan sedikit nakal. Samosir tidak pernah mau membantu ayahnya yang sibuk bekerja di ladang.

Samosir juga memiliki nafsu makan yang tinggi. Hal ini membuat Toba harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak jarang seluruh jatah makanan sekeluarga dihabiskan oleh Samosir.

Suatu hari Samosir ditugaskan oleh ibunya untuk mengantar bekal kepada Toba, yang saat itu bekerja di ladang. Awalnya Samosir menolak untuk melakukannya, tetapi dengan paksaan sang ibu Samosir melakukannya.

Samosir mengantar makanan sang ayah yang pada saat itu bekerja di ladang. Ia melakukannya dengan penuh keterpaksaan. Samosir dengan wajah yang bersungut-sungut.

Samosir kemudian berjalan menuju ladang, namun pada saat di tengah perjalanan, Samosir yang memiliki nafsu makan tinggi tersebut merasa lapar. 

Anak tersebut kemudian memakan sedikit bekal yang akan diberikan untuk sang ayah. Ternyata Samosir tidak mampu menahan nafsu makannya, dan menyisakan sedikit makanan untuk sang ayah.

Ia kemudian melanjutkan perjalanan membawa sisa makanan tersebut menuju ladang. Toba yang saat itu merasa sangat kelelahan merasa sangat senang karena Samosir datang dengan membawa bekal.

Toba yang saat itu merasa senang, seketika menjadi kesal ketika ia membuka bekal yang dibawa oleh Samosir. Toba kemudian bertanya kepada Samosir

“Kenapa makananku tinggal sedikit?," ucap Toba.

Samosir menjelaskan dengan wajah polos bahwa ia sangat lapar, dan memakan bekal yang disiapkan ibunya tersebut. Toba melanggar sebuah pantangan yang pernah ia sepakati. 

“Dasar kau anak keturunan ikan!!” ucap Toba yang saat itu sangat emosi.

Samosir kemudian nangis dan berlari menuju rumah. Sesampainya dirumah ia menceritakan kepada ibunya semua perkataan Toba bahwa ia anak keturunan ikan. Mendengar cerita tersebut ibunya sangat sedih dan kecewa.

Sang ibu kemudian berdiri dan memegang tangan Samosir, dalam hitungan sekejap mereka menghilang. Bekas pijakan kaki sang ibu mengalir air yang sangat deras, hingga desa tersebut tergenang air dan tenggelam.

Dari kejadian ini terbentuklah sebuah danau yang diberi nama danau Toba, dan pulau yang berada di tengah danau disebut dengan pulau Samosir.






 

Posting Komentar

0 Komentar