Cerita Rakyat Jawa Barat : Kisah Tangkuban Perahu

Cerita Rakyat Jawa Barat : Kisah Tangkuban Perahu

Gunung tangkuban perahu merupakan salah satu gunung yang berada di Jawa Barat. Letaknya sekitar 20 kilometer dari kota Bandung. Gunung ini memiliki ketinggian 2.084 meter.

Gunung Tangkuban Perahu mempunyai bentuk Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan merupakan lava dan sulfur.

Sedangkan mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 °C, pada siang hari dan 2 °C, pada malam hari. 

Sebelum kita membahas lebih lanjut, kamu juga bisa mengetahui arti dan makna assalamualaikum. Langsung saja yuk kita bahas.

Cerita Rakyat Tangkuban Perahu

Dibalik semua fakta tentang Gunung Tangkuban Perahu, ternyata terdapat sebuah legenda yang berkembang pada rakyat setempat. Konon asal-usul Gunung Tangkuban Perahu dikaitkan oleh kisah Sangkuriang, yang jatuh cinta dengan ibunya kandungnya sendiri.

Dayang Sumbi adalah ibu kandung dari Sangkuriang. Dikisahkan Dayang sumbi merupakan seorang dewi surgawi yang memiliki paras cantik jelita. Dewi tersebut tinggal bersama anjing kesayangannya, yang bernama Tumang.

Suatu saat Dayang Sumbi sedang menenun kain, dan ia kehilangan salah satu alatnya. Ia mencari kesana kesini, dan akirnya ia berkata pada dirinya sendiri

“Barangsiapa bisa menemukan alat tenun yang hilang tersebut dan mengembalikannya kepadaku, jika dia laki-laki, aku akan menjadikannya seorang suami dan jika dia perempuan, aku akan menganggapnya sebagai saudara "

Ternyata benda tersebut ditemukan oleh Tumang, seekor anjing yang yang dulunya dikutuk oleh seorang penyihir. Akhirnya Dayang Sumbi harus memenuhi janjinya sendiri untuk menikahi Tumang.

Kemudian Dayang Sumbi memiliki seorang anak laki-laki dan memberinya nama Sangkuriang. Namun Dayang Sumbi tidak pernah memberitahu Sangkuriang, bahwa ayahnya merupakan seekor anjing yang bernama Tumang.

Suatu hari, Sangkuriang bersama Tumang berburu hewan di hutan. Maksut dari buruan mereka pada saat itu adalah seekor rusa. Akan tetapi mereka hanya bertemu dengan seekor babi hutan.

Sangkuriang bertanya-tanya, "Mengapa tidak ada rusa hari ini? Tapi, saya pikir babi hutan tidak akan membuat perbedaan." Sangkuriang berteriak kepada Tumang, "Pergi dan buru babi hutan tersebut” 

Tumang tidak membunuh babi hutan, ia menyelamatkan babi hutan tersebut tersebut, karena babi hutan itu adalah ibu Dayang Sumbi. Hal ini membuat Sangkuriang sangat marah, dan dia pun membunuh Tumang. Kemudian, dia mengambil bagian hati nya untuk Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi merasa aneh dan bertanya, mengapa Tumang tidak pernah terlihat lagi?

Lalu Sangkuriang menjawab pelan, "Saya membunuh Tumang karena tidak mau taat. Hati yang Anda makan adalah hati Tumang."

Lantas Dayang Sumbi menjawab tegas, Kamu adalah anak yang bodoh!" Teriak Dayang Sumbi sambil memukulkan sendok sup ke kepala Sangkuriang dengan keras, hingga kepalanya berdarah. Kemudian Sangkuriang diusir oleh ibunya, karena membunuh ayahnya sendiri.

Sangkuriang pun pergi dan tumbuh dewasa. Pada suatu hari Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang memiliki wajah yang sangat cantik. 

Ternyata wanita itu adalah Dayang Sumbi, ia  tidak bisa menjadi tua karena dia seorang dewi. Sangkuriang pada saat itu tidak mengenali ibunya sendiri, tetapi Dayang Sumbi mengenali Sangkuriang dikarenakan bekas luka lama di kepalanya.

Luka tersebut ternyata bekas dari pukulan Dayang Sumbi pada saat ia mengusir Sangkuriang.

Sangkuriang pada saat itu sangat jatuh cina kepadanya, ia bermaksud untuk melamarnya. Akan tetapi Dayang Sumbi menghindari pernikahan terlarang tersebut. 

Kemudian Dayang sumbi meminta Sangkuriang untuk membuatkannya danau dan perahu, tetapi hanya dalam satu malam. Sangkuriang pun menyetujui permintaannya tersebut, dan meminta bantuan makluk gaib dari hutan.

Sangkuriang kemudian membangun sebuah danau dan perahu. Dayang Sumbi yang mengetahuinya kemudian mengelabui para jin dengan menyulut api, sehingga seolah olah matahari telah terbit.

Mengetahui hal tersebut, Sangkuriang sangat marah sehingga dia menendang perahu dan perahu itu terbalik. Ini menjadi gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.



Posting Komentar

0 Komentar