Cerita Rakyat Asal Mula Candi Prambanan : Roro Jonggrang

cerita rakyat asal mula candi prambanan

Candi prambanan merupakan candi yang sangat terkenal di Indonesia. Candi ini terletak pada daerah Dusun Karangasem, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Candi prambanan merupakan kompleks candi Hindu (Syaiwa) terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu dewa Brahma sebagai dewa pencipta, dewa Wisnu sebagai dewa pemelihara, dan dewa Siwa sebagai dewa pemusnah.

Candi ini salah satu situs sarisan dunia UNESCO. Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, dan juga candi terindah di Asia Tenggara yang banyak di kunjungi oleh wisatawan seperti difarina indra.

Candi Prambanan ini memiliki bentuk yang tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya, dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks candi candi yang lainnya. 

Ternyata asal-muasal candi Prambanan juga memiliki cerita rakyat yang terkenal. Yaitu kisah Roro jonggrang.

Kisah Roro Jonggrang

Kisah ini dumulai dari ayahnya Roro Jonggrang yaitu Raja Prambanan perang dengan Bandung Bondowoso dari kerajaan Penggring. Peperangan itu mengakibatkan tewasnya sang ayah. Kejadian itu mengakibatkan kerajaan Prambanan seketika langsung dikuasai oleh Bandung Bondowoso.

Seketika itu bandung bondowoso ingin menjadikan Roro Jonggrang sebagai permaisurinya, akan tetapi tawaran itu ditolak oleh Roro Jonggrang mentah-mentah.

Hari demi hari ternyata Bandung Bondowoso semakin tertarik kepada Roro Jonggrang. Desakan demi desakan juga sudah dilakukan agar Roro Jonggrang mau untuk dijadikan permaisuri, namun Roro Jonggrang tetap menolaknya.

Akibatnya, Bandung Bondowoso mengurungnya bersama Bi Sumi, dan juga dayang-dayang yang lainnya. Setelah berulangkali didesak, suatu hari Roro Jonggrang mendengar permintaan itu, dengan  satu syarat yang harus dipenuhi oleh Bandung Bodowoso.

Aku bersedia menjadi permaisurimu, tapi dengan satu syarat. Jika kau berhasil memenuhinya, maka aku akan menikah denganmu. Tapi jika kamu gagal, maka biarkan aku pergi dari sini," ucap Roro Jonggrang kepada Bandung Bondowoso.

Mendengar tawaran itu Bandung Bondowoso lantas menjawab dengan angkuh. "Apa pun yang kau minta, pasti akan kuberikan. Jika sampai aku gagal, maka kau tak usah pergi dari sini. Aku akan memberikan kembali kerajaan Prambanan ini kepadamu”.

Roro Jonggrang memberikan tantangan kepada Bandung Bondowoso untuk membuatkannya 1000 candi, dalam waktu satu malam dan semua harus selesai ketika matahari telah terbit.

Mendengar tantangan tersebut Bandung Bondowoso merasa heran dan juga senang. "Aku pasti berhasil memenuhi permintaanmu," ucap Bandung Bondowoso. 

Bandung Bondowoso kemudian meminta bantuan dari bangsa jin. Hal ini karena membangun 1000 candi merupakan tugas yang mudah dilakukan untuk bangsa jin. 

Pembangunan candi tersebut berjalan dengan lancar. Bandung Bondowoso dan bangsa jin mampu melakukannya dengan mudah. Melihat hal itu, Roro Jonggrang ketakutan dan gelisah.

Roro Jonggrang mengajak Bi Sumi untuk menggagalkan rencana Bandung Bondowoso. "Bi Sumi, kita harus melakukan sesuatu! Lihatlah, candinya hampir siap," kata Roro Jonggrang pada Bi Sumi di dalam istana. 

Roro Jonggrang diajak oleh Bisumi untuk menyelinap ke luar kamar dan menuju ke kamar dayang-dayang yang letaknya tak jauh dari kamar mereka. Bi Sumi lalu memerintahkan para dayang dan pengawal istana yang setia untuk mengumpulkan jerami. Lantas Roro jonggrang merasa heran dan bertanya apa tujuan dari dikumpulkannya jerami tersebut. 

"Kita akan membakar jerami ini, sehingga langit terkesan menjadi merah, pertanda matahari sudah terbit," ucap Bi Sumi.

Setelah jeraminya terkumpul, Bi Sumi membakarnya. Dia juga mememinta para dayang untuk menumbuk lesung. Suara yang dihasilkan dari tumbukan lesung tersebut dan juga semburat api yang memecah langit, membuat suasana menjadi seperti pagi hari.

Mendengar suara ayam yang berbunyi membuat bangsa jin dan juga Bandung Bondowoso terkejut. "Wah, ternyata hari sudah pagi. Kami harus pergi" teriak dari bangsa jin sembari bergegas pergi.

Pada saat itu Bandung Bondowoso tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa pergi dan meratapi candi yang ia buat bersama bangsa jin. Ia meyakinkan bahwa candi yang dibuat sudah cukup dan berjumlah 1000 candi. 

Kemudian ia memanggil Roro Jonggrang untuk menyaksikan candi yang telah dibuatnya itu. Ternyata hasilnya mengejutkan. Jumlah candi yang sudah dibuat oleh Bandung Bondowoso dan bangsa jin hanya berjumlah 999 candi. 

Bandung Bondowoso tetap tidak terima. "Aku tak pernah kalah, dan apa pun yang aku inginkan, pasti akan bisa kudapatkan,” ujarnya. 

Namun kenyataannya jumlah patung candi tersebut kurang 1. Bandung bondowoso telah gagal untuk memenuhi permintaan Roro Jonggrang.

Bandung Bondowoso yang tak terima dengan kenyataannya, menjadi sangat emosi. Dengan kesaktiannya ia merubah Roro Jonggrang menjadi patung. 

"Jika begitu, kau saja yang melengkapi jumlah candi ini. Jadilah kau candi keseribu” ucap Bandung Bondowoso. 

Roro Jonggrang kemudian berubah menjadi patung dan melengkapi patung yang kurang. Hingga saat ini patung patung pada candi prambanan masih berdiri kokoh dan saat ini dijadikan sebagai objek wisata di daerah Yogyakarta.

Posting Komentar

0 Komentar