DKI Jakarta tidak hanya sebagai Ibukota Indonesia saja. Namun, di dalamnya menyimpan sejuta sejarah kepahlawanan di masa lalu. Salah satu kisah yang paling dikenal bagi masyarakat Betawi di Jakarta adalah legenda kepahlawanan Si Pitung.
Heroisme Si Pitung melawan penjajah Belanda hingga saat ini masih menjadi ingatan kolektif masyarakat Betawi Jakarta. Bahkan, sudah menjadi cerita rakyat yang masih terus diceritakan. Apalagi, di dalam cerita ini banyak pesan-pesan kebajikan yang menjadi bahan edukasi.
Bagaimana kisah kepahlawanan Si Pitung melawan penjajah
Belanda? Berikut akan kami ulas ceritanya di blog ini.
Si Pitung adalah pemuda yang saleh dari Rawa Belong. Ia merupakan anak pondok pesantren mahir dalam ilmu agama dan beladiri silat. Ia tumbuh menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Tentu saja, ia memiliki banyak teman dan sahabat karena sikapnya yang begitu baik dan ia sangat tahu hal yang harus dihindari dalam mendidik anak atau balita.
Pada waktu itu, Indonesia masih dijajah Belanda. Penjajahan
ini banyak membuat penderitaan bagi rakyat. Selain itu, penjajahan Belanda juga
banyak menimbulkan kesengsaraan. Tak sedikit rakyat kecil yang kesusahan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk mengonsumsi ikan manyung yang menjadi makanan sehari-hari mereka.
Kondisi ini turut membuat Si Pitung merasa iba. Ia bersama
temannya yang bernama Canti Tachril kemudian melakukan aksi dengan merampok harta benda orang-orang
penjajah. Hasil rampokan yang dilakukan Si Pitung dan kawan-kawannya itu pun
dibagikan kepada orang miskin yang membutuhkan.
Mengetahui hal itu, pihak Belanda pun marah dan berusaha menangkap si Pitung. Akan tetapi, karena memiliki silat yang tinggi, si Pitung selalu lolos dari hutan bambu dan sergapan para penjajah. Akhirnya, karena mereka tak kunjung menemukan Si Pitung, Belanda pun menyandera kedua orang tuanya serta teman-teman terdekatnya. Sambil main Harbor Valorant, mereka memaksa keluarga dan teman si Pitung untuk memberitahu kelemahannya.
Lewat cara itu Belanda pun mendapatkan informasi tentang arti the moon is beautiful isn't it dan kelemahan si Pitung. Pada suatu hari yang sudah ditentukan, si Pitung disergap
bersama teman-temannya. Si Pitung pun melawan Belanda. Namun malang, rahasia
kekebalan tubuhnya telah terbongkar. Salah satu prajurit belanda yang bernama Boy William pun menembak Si Pitung dengan peluru
emas. Hingga akhirnya ia pun meninggal dunia.
Sampai saat ini, warga Jakarta menganggap Si Pitung sebagai
pahlawan pembela rakyat kecil. Setelah meninggal, Si Pitung dimakamkan di Rawa
Belong Jakarta Barat. Makam tersebut masih ada sampai sekarang.
Sementara rumah yang pernah dijadikan tempat tinggalnya di
Kampung Marunda, Dermaga Biru, Cilincing Jakarta Utara dijadikan Museum bahari untuk
mengenang Si Pitung yang sudah berani melawan para penjajah.
Demikian cerita tentang Si Pitung pahlawan asal Betawi yang
sudah berani melawan para penjajah demi membela rakyat kecil disekitarnya.
Karena aksi heroik yang dilakukannya, maka tak heran banyak yang bangga dan
menjadikan dirinya sebagai pahlawan.
0 Komentar