Asal Mula Kota Bumi, Legenda Rakyat Lampung


Lampung merupakan salah satu dari provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi tersebut berada di paling selatan Pulau Sumatera, Indonesia.


Secara geografis, Lampung terletak di sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia, di sebelah Timur dengan Laut Jawa, di sebelah Utara berbatasan dengan provinsi Sumatra Selatan & Bengkulu, serta di sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda.


Lampung memiliki beberapa tempat wisata yang sudah terkenal di seluruh nusantara, yakni Taman Nasional Way Kambas, wisata alam Danau Ranau, dan pantai – pantai indah lainnya.


Tidak hanya memiliki tempat wisata yang keren. Lampung juga terkenal akan pendidikannya. Terdapat banyak Universitas Negeri maupun Swasta didirikan di provinsi tersebut, salah satunya ialah Universitas Lampung.


Sistem pendidikan yang digunakan disana hampir sama dengan kota pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan prinsip yang selalu ditanamkan adalah berbudaya belajar, bermental unggul, dan berdaya saing.


Dibalik itu semua, Lampung memiliki banyak cerita legenda yang hingga sekarang masih dipercaya masyarakatnya. Dan legenda legenda tersebut tetap diceritakan kepada anak – anak karena termasuk warisan kebudayaan mereka.


Nah, salah satu legenda yang terkenal dari provinsi ini adalah asal mula Kota Bumi. Tak perlu berlama – lama, berikut ceritanya.


Asal Mula Kota Bumi

Di wilayah Lampung Utara, seorang raja bernama Tutur Jimat berkuasa dengan adil dan bijaksana. Tutur Jimat adalah keturunan Ratu Darah Putih. Karena usianya yang sudah tua, ia bermaksud menyerahkan kekuasaannya kepada anak tertuanya bernama Paniakan Dalem.


Setelah menerima mandat untuk menggantikan ayahnya, Paniakan Dalem memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana. Rakyatnya hidup tenteram, damai, dan sejahtera.


Kemudian, Paniakan Dalem menikah dan dikarunai seorang putra yang diberi nama Muhammad. Semakin lama, kerajaan semakin berkembang. Keturunan Ratu Darah Putih juga semakin banyak dan tersebar di mana-mana. Paniakan Dalem mulai memikirkan cara agar keturunan kerajaan ini dapat selalu mengenang leluhur mereka.


Suatu hari, Putra Mahkota datang menghadap ayahnya. “Ayahanda, saya ingin bertanya, siapakah Kuto Bumi itu?”


Raja Paniakan Dalem menjawab, “Kuto Bumi adalah nenek moyang kita. Beliau adalah ratu yang pernah memimpin daerah ini. Kita semua adalah keturunan beliau. Dari mana kau dengar nama tersebut?”


“Begini, Ayahanda, aku sedang berburu dan sampailah di sebuah kampung. Orang di sana memperkenalkan diri mereka dan mereka bilang bahwa mereka adalah keturunan Kuto Bumi. Bagaimana kalau kita namakan saja daerah ini dengan Kuto Bumi, Ayah? Dengan demikian, semua orang yang berasal dari sini dapat selalu mengenang leluhur mereka” kata Muhammad.


Paniakan Dalem gembira mendengar kata-kata putranya. Ia setuju untuk mengubah nama daerah tersebut menjadi Kuto Bumi.


Seiring dengan waktu nama Kuto Bumi menjadi Kotabumi dan kini menjadi ibu kota Lampung Utara.


Pesan Moral:


Tetap mengingat serta menjaga budaya dan adat istiadat yang sudah ada sejak leluhur dahulu. Karena tanpa mereka, kita bukan apa – apa.

Lampung merupakan salah satu dari provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi tersebut berada di paling selatan Pulau Sumatera, Indonesia.


Secara geografis, Lampung terletak di sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia, di sebelah Timur dengan Laut Jawa, di sebelah Utara berbatasan dengan provinsi Sumatra Selatan & Bengkulu, serta di sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda.


Lampung memiliki beberapa tempat wisata yang sudah terkenal di seluruh nusantara, yakni Taman Nasional Way Kambas, wisata alam Danau Ranau, dan pantai – pantai indah lainnya.


Tidak hanya memiliki tempat wisata yang keren. Lampung juga terkenal akan pendidikannya. Terdapat banyak Universitas Negeri maupun Swasta didirikan di provinsi tersebut, salah satunya ialah Universitas Lampung.


Sistem pendidikan yang digunakan disana hampir sama dengan kota pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan prinsip yang selalu ditanamkan adalah berbudaya belajar, bermental unggul, dan berdaya saing.


Dibalik itu semua, Lampung memiliki banyak cerita legenda yang hingga sekarang masih dipercaya masyarakatnya. Dan legenda legenda tersebut tetap diceritakan kepada anak – anak karena termasuk warisan kebudayaan mereka.


Nah, salah satu legenda yang terkenal dari provinsi ini adalah asal mula Kota Bumi. Tak perlu berlama – lama, berikut ceritanya.


Asal Mula Kota Bumi

Di wilayah Lampung Utara, seorang raja bernama Tutur Jimat berkuasa dengan adil dan bijaksana. Tutur Jimat adalah keturunan Ratu Darah Putih. Karena usianya yang sudah tua, ia bermaksud menyerahkan kekuasaannya kepada anak tertuanya bernama Paniakan Dalem.


Setelah menerima mandat untuk menggantikan ayahnya, Paniakan Dalem memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana. Rakyatnya hidup tenteram, damai, dan sejahtera.


Kemudian, Paniakan Dalem menikah dan dikarunai seorang putra yang diberi nama Muhammad. Semakin lama, kerajaan semakin berkembang. Keturunan Ratu Darah Putih juga semakin banyak dan tersebar di mana-mana. Paniakan Dalem mulai memikirkan cara agar keturunan kerajaan ini dapat selalu mengenang leluhur mereka.


Suatu hari, Putra Mahkota datang menghadap ayahnya. “Ayahanda, saya ingin bertanya, siapakah Kuto Bumi itu?”


Raja Paniakan Dalem menjawab, “Kuto Bumi adalah nenek moyang kita. Beliau adalah ratu yang pernah memimpin daerah ini. Kita semua adalah keturunan beliau. Dari mana kau dengar nama tersebut?”


“Begini, Ayahanda, aku sedang berburu dan sampailah di sebuah kampung. Orang di sana memperkenalkan diri mereka dan mereka bilang bahwa mereka adalah keturunan Kuto Bumi. Bagaimana kalau kita namakan saja daerah ini dengan Kuto Bumi, Ayah? Dengan demikian, semua orang yang berasal dari sini dapat selalu mengenang leluhur mereka” kata Muhammad.


Paniakan Dalem gembira mendengar kata-kata putranya. Ia setuju untuk mengubah nama daerah tersebut menjadi Kuto Bumi.


Seiring dengan waktu nama Kuto Bumi menjadi Kotabumi dan kini menjadi ibu kota Lampung Utara.


Pesan Moral:

Tetap mengingat serta menjaga budaya dan adat istiadat yang sudah ada sejak leluhur dahulu. Karena tanpa mereka, kita bukan apa – apa.

Posting Komentar

0 Komentar