Asal Usul Legenda Kota Surabaya - Sura dan Baya

 


Jika disebut nama sebuah kota, Surabaya bukanlah hal yang asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Kota yang juga dikenal sebagai Kota Pahlawan ini menyimpan sebuah legenda dibalik namanya. Kota ini juga kerap sekali dikunjungi oleh aktris cantik Callista Harum untuk syuting filmnya.


Namun, sebelum membahas seputar legenda Surabaya, yuk simak sekilas tentang kota Surabaya.


Surabaya


Surabaya merupakan ibukota dari Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak 800 km sebelah timur Jakarta, 435 km sebelah barat lau Denpasar, Bali, berada di pantai utara Pulau Jawa bagian timur dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.


Dan luas kota metropolitan ini sekitar 326,81 km2, dan pertanggal 30 Juni 2021, total jumlah penduduk yang tinggal di Surabaya ada 2.970.843 jiwa.


Bagi kamu yang belum mengetahui asal usul nama kota Surabaya. Tidak perlu berlama-lama lagi, yuk disimak legenda rakyat berikut ini.


Cerita Legenda Asal Usul Nama Kota Surabaya


Zaman dahulu kala, dilautan luas sering terjadi perkelahian antara Ikan Hiu Sura dengan Buaya Baya. Mereka berkelahi hanya karena berebut mangsa.


Keduanya sama-sama kuat, sama-sama tangkas, sama-sama cerdik, sama-sama ganas, dan sama-sama rakus.


Sudah berkali-kali mereka berkelahi belum pernah ada yang menang atau pun yang kalah sampai akhirnya mereka membuat sebuah kesepakatan.


"Aku bosan terus-menerus berkelahi, Baya," kata Sura.


"Aku juga, Sura.Apa yang harus kita lakukan agar kita tidak lagi berkelahi?" tanya Baya


Sura yang sudah punya rencana untuk menghentikan perkelahiannya dengan Baya segera menerangkan idenya.


"Untuk mencegah perkelahian di antara kita, sebaiknya kita membagi daerah kekuasaan menjadi dua. Aku berkuasa sepenuhnya di dalam air dan harus mencari mangsa di dalam air, sedangkan kamu barkuasa di daratan dan mangsamu harus yang berada di daratan. Sebagai batas antara daratan dan air, kita tentukan batasnya, yaitu tempat yang dicapai oleh air laut pada waktu pasang surut!" Kata Sura.


"Baik aku setujui gagasanmu itu!" kata Baya.


Dengan adanya pembagian wilayah kekuasaan, maka tidak ada lagi perkelahian antara Sura dan Baya. Keduanya telah sepakat untuk menghormati wilayah masing-masing.


Tetapi pada suatu hari, Sura mencari mangsa di sungai. Hal ini dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar Baya tidak mengetahui. Mula-mula hal ini memang tidak ketahuan.


Tetapi pada suatu hari Baya memergoki perbuatan Sura ini.Tentu saja Baya sangat marah melihat Sura melanggar janjinya.


"Hai Sura, mengapa kamu melanggar peraturan yang telah kita sepakati berdua? Mengapa kamu berani memasuki sungai yang merupakan wilayah kekuasaanku?" tanya Baya.


Sura yang merasa tak bersalah tenang-tenang saja.


"Aku melanggar kesepakatan? Bukankah sungai ini berair. Bukankah aku sudah bilang, bahwa aku adalah penguasa di air? Nah, sungai ini kan ada airnya, jadi juga termasuk daerah kekuasaanku," Kata Sura.


"Apa? Sungai itu 'kan tempatnya di darat, sedang daerah kekuasaanmu ada di laut, berarti sungai itu adalah darerah kekuasaanku!" Baya ngotot.


"Tidak bisa. Aku kan tidak pernah bilang kalau di air itu hanya air laut, tetapi juga air sungai" jawab Sura?


"Kau sengaja mencari gara-gara, Sura?" Tanya Baya geram.


"Tidak! kukira alasanku cukup kuat dan aku memang dipihak yang benar!" kata Sura.


"Kau sengaja mengakaliku. Aku tidak sebodoh yang kau kira!" kata Baya mulai marah.


"Aku tidak perduli kau bodoh atau pintar kreatif, yang penting air sungai dan air laut adalah kekuasaanku!" Sura tak mau kalah.


Karena tidak ada yang mau mengalah, maka pertempuran sengit antara Ikan Hiu Sura dan Buaya baya terjadi lagi. Pertarungan kali ini semakin seru dan dahsyat.


Mereka saling menerjang dan menerkam, saling menggigit dan memukul. Dalam waktu sekejap, air disekitarnya menjadi merah oleh darah yang keluar dari luka-luka kedua binatang tersebut. Mereka terus bertarung mati-matian tanpa istirahat sama sekali.


Dalam pertarungan dahsyat ini, Baya mendapat gigitan Sura di pangkal ekornya sebelah kanan. Selanjutnya, ekornya itu terpaksa selalu membengkok ke kiri.


Sementara Sura juga tergigit ekornya hingga hampir putus, lalu Sura kembali ke lautan. Baya puas telah dapat mempertahankan daerahnya.


Pertarungan antara ikan Hiu yang bernama Sura dan Buaya bernama baya ini sangat berkesan di hati masyarakat Surabaya.


Oleh karena itu,nama Surabaya selalu dikait-kaitkan dengan peristiwa ini. Dari peristiwa inilah kemudian dibuat lambang Kota Surabaya. yaitu gambar ikan hiu sura dan buaya baya.


Namun ada juga sebahagian berpendapat, asal usul Surabaya berasal dari kata Sura dan Baya.


Sura berarti Jaya atau selamat. Baya berarti bahaya, jadi Surabaya berarti "selamat menghadapi bahaya".


Itulah cerita asal usul dari nama kota Surabaya (Sura dan Baya). Semoga informasi ini dapat menambah wawasanmu seputar legenda yang ada di Nusantara.

Posting Komentar

0 Komentar