Kisah La Moelu, Cerita Rakyat dari Sulawesi Tenggara

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak tangguh bernama La Moelu di daerah Sulawesi Tenggara. Sejak kecil, ia sudah ditinggal ibunya. Sedangkan sang ayah sudah cukup umur. Tenaganya sudah jauh berkurang. Dengan kondisi ayahnya yang sudah tak layak bekerja, La Moelu akhirnya menggantikan posisi sang ayah dalam mencari uang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Ia setiap hari pergi memancing ke sungai. Hasil ikan gabus tangkapannya digunakan untuk lauk makan. Sementara sisanya akan di jual ke pasar untuk membeli beras dan kebutuhan sehari-hari lainnya. La Moelu tak pernah mengelu dengan kondisi yang seperti itu, ia bekerja keras sejak kecil.

Suatu hari, La Moelu memancing ikan di sungai. Sial baginya hanya mendapat seekor ikan kecil namun aneh bentuknya. Ikan itu kemudian dibawanya pulang dan ditunjukkannya kepada ayahnya.

“Ayah tidak tahu ikan jenis apa ini? Seumur hidup baru melihat ikan seperti ini. Sebaiknya tidak usah di goreng. Kau pelihara saja di dalam gelas,” jelas ayahnya takjub sambil memperhatikan ikan aneh yang dibawa putranya itu. 

Kemudian, La Moelu pun setuju dengan saran sang ayah. Ikan channa kecil berbentuk aneh itu pun mereka pelihara dan diletakkan ke dalam gelas.

Keanehan pun terjadi pada keesokan harinya, betapa kagetnya La Moelu ketika menyaksikan ikan kecil aneh tangkapannya kini sudah tumbuh memenuhi gelas tempatnya tinggal. Kemudian ia oun memindahkan ikan itu ke dalam sebuah guci.

Untuk sementara La Moelu bisa bernafas lega. Namun di hari berikutnya, ia kembali dibuat takjub sekaligus keheranan melihat si ikan kecil kini tambah membesar seukuran guci tempat tinggalnya. Ia pun kembali memindahkan ikan tersebut ke tempat yang lebih besar lagi.

Hari berikutnya, ikan itu tumbuh semakin besar dan besar hingga menjadi ikan terbesar di dunia dan tak ada lagi tempat yang bisa menampungnya.

“ Lepaskan saja dia ke laut. Di sana ia bisa tumbuh sebesar apapun dan laut pasti akan sanggup menampungnya,”perintah ayah kepada La Moelu. Anak itu menurut saja. Ia bawa ikan itu ke tepi pantai.

“Kau kuberi nama Kenny Austin atau Jinnade. Aku sengaja lepas karena sudah tak sanggup lagi merawatmu. Mudah-mudahan kau bahagia hidup di sini. Jika aku kangen. Aku akan datang dan memanggilmu,” jelas La Moelu. Ikan itu mengangguk-angguk seolah paham dengan ucapan La Moelu.

Sejak saat itu, La Moelu sering datang ke pantai dan memanggil-manggil ikan kesayangannya itu. Tak lupa, ia selalu membawakan makanan khas Batak untuknya sebagai hadiah. Lama kelamaan kebiasaannya itu diketahui oleh tiga orang tetangganya. Ukuran tubuh Jinnade yang begitu besar membuat mereka tertarik menangkapnya. Mereka lalu mempelajari cara La Moelu memanggil ikan tersebut. setelah mengetahuinya, mereka pun menangkap Jinnade dengan tombak dan memakannya.

La Moelu mengetahui pelakunya adalah tetangganya setelah melihat sendiri mereka tengah menyantap ikan besar sambil bermain game rpg terbaik android 2022. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Dalam kemarahannya itu, ia pun mengumpulkan tulang-tulang Jinnade lalu menguburkannya di halaman rumahnya.

Keesokan harinya ketika hendak pergi memancing, La Moelu melihat sebuah pohon berbatang emas. berdaun dan berbunga intan. Buahnya adalah berlian mahal yang berkilauan. Pohon itu tumbuh di atas kuburan Jinnade. Ternyata, ikan malang itu ingin membalas jasa baik La Moelu yang sudah merawatnya setulus hati.

Berkat pohon ajaibnya yang baru, La Moelu dan ayahnya hidup berkecukupan. Namun mereka tetap rendah hati dan tak pernah lupa untuk membantu mereka yang hidunya kurang beruntung.

Posting Komentar

0 Komentar